Pada zaman
dahulu kehidupan keturunan Pinontoan masih hidup dalam berkelompok yang waktu
itu berdiam di sekitar Gunung Lokon, pada waktu salah satu leluhur keturunan
dari Pinontoan ditugaskan untuk menebang kayu di daerah yang namanya Pahzahapen , Ketika sedang menebang kayu tiba
– tiba mata kampak tamako tersebut
terlepas dan terlempar, saat terlempar leluhur tersebut sempat terperosok jatuh
dan Tanah di sekitar pohon yang du tebang tadi terbongkat akibat benturan jatuhnya
leluhur tadi. Tanah yang terbongkar dalam Bahasa Tombulu Nawuswus
jadi leluhur tadi nekawuswus. Tanah tadi terbongkar dan jatuh sehingga
sampai sekarang daerah ini di namakan kebun
Nawuswus karena belum selesai
menebang pohon tadi Leluhur mencari mata kampak yang melayang tadi di sekitar
daerah di mana pohon tadi di tebang sampai ke wilayah yang namanya kebun SARANG. Pada saat leluhur tai mencari dengan
menggaruk-garuk mahkaskas dengan
tangannya tiba-tiba tanah tersebut mengeluarkan mata air bahasa tombulu kembuan, mata
air yang keluar itu benar-benar bersih dan jernih. Dan lama kelamaan mata air
tersebut semakin banyak saja keluarnya. Dari peristiwa inilah maka leluhur tadi
memberitahukan kepada saudara-saudaranya. Dan ketika itu pula para leluhur
langsung berangkat menuju lokasi yang ditemukan air tadi dan akhirnya mereka
memili untuk tinggal disekitar tempat ini yang sekarang disebut kebun Sarang. Dan
lama kelamaan semakin bertambah pula keturunan Pinontoan yang menempati wilaya
tempat itu dan akhirnya menjadi suatu perkampungan kecil. Perkampungan ini sampai
sekarang dinamakan kampung tua bahasa
tombulu”Nawanua kinaskas” atau kampung pertama di wilaya kinaskas atau
Kakaskasen sekarang. Kampung ini sekarang berada di dekat atau kurang lebih
500m dari kompleks pekuburan waruga mengarah
ke timur yang sekarang berlokasi yang sekarang namanya kebun Sarang tepatnya
dibelakang Karmel kakaskasen III yang berjarak 500m kearah selatan. Disekitar kampung
tua inilah atau kebun sarang yang merupakan kehidupan dahulu para leluhur Pinontoan
dan disekitar tempat ini terdapat yang namanya
3 batu baku dapa atau 3 batu
saling ketemu dalam bahasa tombulu
WATU PAHSARUEN NI EMPUNG. Dan sampai saat sekarang banyak terdapat
bukti-bukti sisa dari kehidupan peninggalan leluhur zaman dahulu berupa
Batu-Batu Tumotowa dan Kure-Kure tanah yang kondisi ada yang utuh maupun yang
sudah berbentuk pecahan, begitu pula dengan pecahan-pecahan piring yang tebuat
dari kramik di zaman Dinasti Cina. Selain dari pada waruga-waruga juga yang
merupan pekuburan yang berada tidak jauh dari kompleks perkampungan tua ini
karena disekitar wilaya perkampungan tua ini terdapat bahan atau tanah
pembuatan Waruga yaitu yang namanya tanah t’ras dan tanah liat yang merupakan
bahan pembuat kure pada waktu itu. Dan perkampungan perkembangan dari kehidupan
leluhur di masa itu lambat laun semakin meluas sampai saat sekarang sudah
terbagi menjadi 4 kelurahan. Sebenarnya sebelum terdapat kampung tua Nawanua sudah ada suatu komunitas atau
kelompok dari para leluhur yang merupakan keturunan Pinontoan sebagai penguasa
di gunung Lokon waktu itu yakni didaerah yang namanya ‘’kinilow’’ yang asal kata dari kilow-kilow
kinilow = sekarang Kilow. Dan kilow-kilow
merupakan nama pohon yang satu-satunya berada dikampung ini dan merupakan pohon
terbesar yang biasanya ditempati oleh burung yang namanya kilow-kilow sehingga
dinakan kilow-kilow. Dan sampai saat sekarang kita bisa melihat bukti adanya
pohon yang besar sekali itu atau pohon
kilow-kilow masih hidup dan tumbuh besar. Dan menurut cerita batas
perkampungan kiliow-kilow = Kinilow ini yang juga merupakan perkampungan tua
atau nawanua kinaskas kakaskasen maupun di wilaya Tombulu serta luasnya mulai
dari kakaskasen III sampai ke kakaskasen I sekarang. Jadi kalau diamati
perkampungan pertama kali ada sebelum adanya dan ditemukan perkampungan
kinaskas nawanua di kakaskasen. Jadi
sebenarnya perkampungan yang tertua dan pertama kali ada di yang namanya
kilow-kilow atau sekarang kinilow. Dan perkampungan kilow-kilow ini sampai
sekarang sudah meluas hingga terbagi 2 wilaya yakni kinilow 1 dan kinilow 2. Jadi
setelah ditemukan perkampungan yang baru yang terdapat diwllaya kinaskas atau asal
kata mahkaskas = Menggali / digali
dengan tangan yang sekarang dinamakan kampung tua nawanua kakaskasen. Maka leluhur yang ada di wilaya kinilow dan
kakaskasen membuat batas wilaya antara kinilow dan kinaskas kakaskasen.
Akhirnya sebenarnya atau satu kelompok komunitas Pinontoan
ini terpecah menjadi 2 kelompok dan 2 wilaya pula yakni pertama tadi kiniolow
dan kinaskas atau sekarang kakaskasen. Sehingga sampai sekarang kedua kelompok
yang berasal dari satu kelompok Pinontoan dari satu wilaya yang bernama kilow-kilow
atau kinilow sekarang dan kinaskas nawanua
atau kakaskasen. Demikianlah asal mulanya terdapat perkampungan pertama
kali di wilaya kakaskasen yang namanya berkampung tua “nawanua” atau sekarang kakaskasen.
SUMBER : MINAESAAN
TOMBULU SULUT