Sabtu, 21 Juli 2012

AKIBAT PENGARUH BUDAYA LUAR TERHADAP BUDAYA TOU MINAHASA


    Tradisi adat dan budaya Tou Minahasa sudah di wariskan oleh para leluhurnya dan merupakan warisan yang sangat luhur dan berbudi pekerti sejak dari Minahasa masih berstatus nama Malesung hingga perkembangan sampai di jaman sekarang walaupun di kalangan masyarakatnya pemahaman tentang Tradisi leluhur mereka sudah tidak di ajarkan lagi kepada regenerasi selanjutnya akibat kemajuan dan peradaban jaman moderenisasi yang begitu kental menipis serta menggeser setara dampak dari kemajuan itu sendiri. Dampak ini sudah sangat melebar bila kita mencermatinya dengan cepat terkontaminasi dengan budaya luar, ini akibat Tou  Minahasa dengan mudahnya dapat di pengaruhi dan tidak dapat membendungnya. Untung masih ada Tou Minahasa yang tetap exis peduli dan menjaga keberadaan tradisi adat dan budaya sebab mereka sangat mengerti apa arti dan makna budaya mereka itu sendiri karena mereka tetap memegang ajaran-ajaran itu sendiri baik yang di dapatkan dari orang tuanya maupun para saudara serta kerabatnya.pengaruh ini awalnya masuk di Minahasa dengan kedatangan bangsa spanyol, portugis dan belanda. Masuk tana Minahasa dengan dali berdagang sambil menyebarkan Agama melalui para missioner mereka. Disinilah awal terjadinya kontaminasi budaya luar dengan budaya Tou Minahasa itu sendiri dan dampaknya masih kuat sampai di jaman sekarang, apalagi sudah masuk Era jaman globalisasi perdagangan terbuka ini sudah pasti memberi pintu lebar dengan leluasa bagi Negara-negara luar untuk masuk dengan mudah di Minahasa dan bila hanya ini kita tidak peduli lagi dengan adat dan budaya kita sendiri maka niscaya akan terjadi yakni suatu kemunduran dan pasti lambat-laun budaya kita akan terkubur.dari permasalahan tadi dapat kita melihat akibat pengaruh agama di minahasa sangat kuat dan para misioner atau tokoh agamanya waktu itu sampai sekarang tidak pernah walau dari mereka ada yang mengerti soal adat tradisi Minahasa itu adalah tidak bertokal belakang dengan ajaran agama namun sebaliknya mereka membungkam seolah tidak tahu-menahu dan bahkan mereka memberi image kurang baik terhadap tradisi adat sebagai budaya Tou Minahasa karana dengan keinginan ambisi besar dalam penyebaran Agama mereka di tana Minahasa agar masyarakatnya bisa mencakup luas memeluk Agama yang di datangkan mereka. Hal ini hanyalah semata wayang demi kepentingan misi penyebaran agama dan mengesampingkan tradisi adat dan budaya Tou Minahasa yang sesungguhnya mereka sudah lama menganutnya sejak dari jaman minahasa masih berstatus nama Malesung atau di jaman leluhur mereka yakni Toar dan Lumimuut. Di lihat dari peran missioner atau tokoh agama ternyata mereka hanya mementingkan misi agama tanpa peduli dengan tradisi adat Tou Minahasa dan tabiat dari para missioner inilah hingga sampai di jaman sekarang masih tetap di jalankan oleh para tokoh-tokoh agama dalam hal ini para tokoh agama namun tidak semua demikian tapi sebagian besarnya demikian. Hal inilah yang di patut kita prihatin bersama mengingat di sekolah-sekolah agama yang ada di Minahasa kemungkinan tidak di ajarkan tentang pelajaran adat dan budaya Tou Minahasa atau bisa saja ada tapi mereka lulusan sekolah agama dan menjadi seorang tokoh agama namun hanya di sikapi dengan acuh tak acuh tentang budaya tersebut.menurut tanggapan beberapa missioner asal Negara barat yang pernah datang dan menyebarkan misi mereka, sesuai dengan penelitiannya tentang tradisi adat kepercayaan Tou Minahasa ada yang terkesan mengintimidasi dengan sesuatu pandangan bahwa orang minahasa masih percaya Opo-opo yang di anggap mereka sebagai dewa-dewi dan semacamnya. Upayah-upayah para misioner dengan mendirikan sekolah dan mempengaruhi para pemimpin Tou Minahasa untuk masuk agama mereka dengan maksud perbaikan sosial serta anak-anak mereka dapat di sekolahkan dengan gratis. Mulai dari pemimpin akhirnya sampai ke masyarakat golongan bawah dapat di pengaruhi dan mereka masuk menjadi Agama mereka, Alasan lain juga mengapa Tou Minahasa cepat di pengaruhi oleh orang luar karena mereka mengingini sejajar kehidupannya seiring kemajuan yang di bawah para orang bangsa asing artinya tidak mau kalah aksi. Dari pola hidup yang mencontohi itulah seiring berjalan waktu hingga sampai di jaman sekarang kebanyakan masyarakat minahasa akhirnya semakin melupakan tradisi adat yang merupakan suatu kebiasaan sejak leluhur pendahulunya maka sepatutnya harus di pertahankan mereka karena adat itu sendiri mempunyai makna, moral yang sangat berbudi luhur serta merupakan jati diri mereka pula. Akibat dari pengaruh itulah banyak pemimpin Tou Minahasa dan masyarakatnya dapat di bujuk oleh bangsa belanda membantu mereka pada perang jawa dan Sumatra. Sistem tradisi adat Tou Minahasa yang di kenal dengan istilah pengadilan adat diganti dengan sistem pemerintahan belanda, itulah pengaruh kuat dari bangsa luar masuk tana minahasa hingga mereka dapat mengkristenkan Tou Minahasa dengan dali pola hidup meninggat atau perbaikan sosial mereka. Dilihat dari semua permasalahan tadi sesungguhnya Tou Minahasa tidak semudah itu untuk dapat di pengaruhi sifat atau karakternya alas an kenapa, karena sebelum bangsa asing masuk minahasa ternyata di jaman dahulu sempat berperang melawan suku bolang mongondow yang merupakan penganut islam dan suku bolang mongondow pada waktu itu sempat memasuki wilayah-wilayah yang ada di minahasa dan akhirnya leluhur Tou Minahasa waktu itu sempat mengusir mereka mundur keluar dari wilayah tana adat minahasa.padahal leluhur Tou Minahasa waktu itu belum memeluk agama apapun akan tetapi masih kental dengan tradisi adat. Jadi kejadian inilah kami bisa dapat suatu gambaran bahwa bagaimana kalau tidak ada para leluhur ikut membela di tana adat minahasa ini terhadap perlawanan perang tadi atau leluhur Tou Minahasa kita dapat di kalahkan suku bolaang mongondow tersebut sudah pasti tana minahasa di rebutnya dan akan menjadi agama islam tentunya. Pada jaman waktu itu leluhur Tou Minahasa belum memeluk agama Kristen seperti yang sudah di sebutkan tadi dan mereka hanya megandalkan tradisi adat kebiasaannya dan mereka meyakini adanya Tuhan sang pencipta yang memelihara dan menghidupkan mereka yang mereka sebut dengan Opo Empung, jadi bila kita cermati teryata adat dan budaya Tou Minahasa seiring dan sejalan dengan Firman Tuhan sesuai pada kitab suci orang Kristen yakni Alkitab terutama dalam hal tradisi adat kebiasaan seperti yang di sebut upacara Mahweteng atau balapas persembahan yang bentuknya berupa di bagi-bagi dan di sajikan di sebuah batu datar sebagai suatu meja persembahan atau dalam Firman Tuhan di sebut Mesbah persembahan. Upacara seperti ini menandakan suatu tanda sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta yakni Tuhan atau yang mereka sebut Opo Empung atas berkat yang di beri dari hasil tanam misalnya, padi,jagung dll. Biasanya juga upacara semacam ini di lakukan sebelum mengadakan kegiatan di dalam kepentingan adat tertentu misalnya mengobati orang sakit dll-nya. Terlebih dahulu di adakan upacara sebagai tanda penghormatan kepada sang pencipta (opo Empung). begitu juga dengan aturan-aturan kaidah adat yang di atur berupa pantangan-pantangan atau yang biasa di sebut Poso artinya larangan yang tidak boleh di langgar bagi setiap Tou Minahasa apa bila memohon di dalam kegiatan kepentingan adat tersebut biasanya larangannya berupa teguran seperti tidak boleh berkata jorok atau kotor, melawan perintah orang tua maupun  orang lain dan sebagainya. Dari bentuk aturan yang tertuang dalam peraturan adat tadi sebagai tradisi mereka ternyata sesuai dengan ajaran Firman pada Alkitab dan ini sangat benar adanya, jadi perihal ini merupakan sikap hidup yang mencerminkan ketauladannya tentu harus patut kita akui dan pada hakekadnya tidak bertentangan dengan ajaran kekristenan justru kalau diteliti sangat sejalan  tetapi kenapa Tou Minahasa yang sudah memeluk agama masih ada dan bahkan para tokoh agamanya sendiri masih tidak dapat memerima akan tradisi adat dari leluhurnya sendiri,padahal sudah jelas-jelas mereka sudah mengetahuinya, apakah hal ini karena pengaruh kuat dari aturan tata agama tersebut, karena banyak para pemimpin agama yang kami dapat laporan kebanyakan masih terikat arus aturan-aturan tata agama mereka yang juga hanya merupakan suatu aturan yang di buat oleh manusia juga. Sepaham kami awalnya suatu organisasi keagamaan berasal dari adat tradisi yang juga merupakan suatu kebiasaaan akhirnya lambat laun di jadikan atau di bentuk dewan agama atau serupa lainnya. Berdasarkan  pemahaman kami ternyata tradisi adat kebiasaan Tou Minahasa identik dengan beberapa Agama yang ada di minahasa dan seungguhnya tidak bertolak belakang melainkan sejalan dengan ajaran Tuhan sesuai fakta yang ada di dalam Kitab suci tentu benar sejalan namun caranya saja yang berbeda. Namun tidak menutup kemungkinan ada juga kebiasaan adat dari Tou Minahasa yang perlu perubahan dari kebiasaan yang kurang baik itu harus di hilangkan karena ada hal-hal yang menurut kami tidak sejalan dengan ajaran kepercayaan Agama kita, kebiasaan seperti ini kami kira hanya kecil saja dari seluruh tata aturan tradisi adat Tou Minahasa itu sendiri. Jadi Tou Minahasa yang mencintai tradisi adat dan budaya merupakan orang yang beragama pula bukannya tidak dan mereka yakin sesungguhnya bukan agama yang menyelamatkan tetapi keyakinan. Di dalam lingkup masyarakat Tou Minahasa sampai sekarang pada umumnya masih terdapat perbedaan pandangan dan akibatnya terjadi kontroversi mengenai hal tradisi adat Tou Minahasa dan masih banyak yang kurang menerima karena anggapan mereka tradisi adat Tou Minahasa sangat bertolak belakang dengan ajaran agama juga mereka menganggap sebagai kepercayaan animisme serta serupanya. Ini merupakan padangan yang sangat keliru dan perlu adanya pelurusan dari pihak baik tokoh-tokoh agama, tokoh adat, pemerintah dan masyarakat itu sendiri untuk dapat duduk bersama dan mencari titik terangnya seingga nanti dari semua pihak bisa paham dan menerimanya juga tidak terjadi berita kesimpang-siuran di dalam masyarakat nantinya. Apalagi adat dan budaya Tou Minahasa merupakan jati diri juga merupakan identitas diri mereka serta tak bisa lepas dari bagian sebagai orang minahasa, dan harapan kami  di masa mendatang lebih maju dan berkembang dalam menunjang kepariwisataan Sulut khususnya di Minahasa.  Bila hal ini dapat di wujudkan niscaya negeri Minahasa akan sangat maju dan lebih di kenal lagi oleh dunia, baik adat dan budayanya serta agama kepercayaannya benar-benar dapat bersinergi setara peradaban jaman moderinisasi. Contohnya seperti di propinsi lain yang ada di Indonesia adat dan agama benar-benar bersinergi dan dapat meraih kemajuan dalam hal ini propinsi bali dan di pulau jawa serta beberapa propinsi lainnya. Harapan kami semoga pemahaman tentang adat dan budaya Tou Minahasa ini dapat menambah wawasan kepada kita sebagai orang minahasa, semoga Minahasa Jaya !!!   Salam budaya dan salam KEMINAESAAN (Minahasa Satu).  

PAKATUAN WO PAKALAWIREN
I JAJAT U SANTI
Sumber  :  Minaesaan Tombulu Sulut