Jumat, 06 Juli 2012

TATA UPACARA RITUAL ADAT DAN KEPERCAYAAN DI WATU KAMEYA TOMOHON

Lokasi situs budaya watu kameya

Pelaksanaan upacara ritual adat dan kepercayan di WATU KAMEYA yang berlokasi di wilayah kebun Taingkere kelurahan kakaskasen satu kecamatan Tomohon Utara mempunyai aturan yang patut di laksanakan. Peraturan ada yang sudah di wariskan para leluhur secara turun-temurun pada waktu emasuki wlayah ini di wajibkan memberi hormat dalam bahasa tombulu  (zumigi) atau meminta izin kepada para leluhur yang menempati tempat tersebut dengan suatu ucapan yang berbahasa tombulu oleh seorang penghayat kepercayaan yang sudah di percayakan misalnya seorang pahkampetan dalam bahasa tombulu yang berarti orang yang di pakai tubuhnya oleh parah leluhur sebagai suatu media atau badan kasarnya yang di pakai badannya untuk berkomunikasi. Begtu juga seorang yang di pakai badan kasarnya hanya untuk pahkewitan. Sesudah itu mempersembahkan ssuatu sesajian berupa batang rokok/tabaku. Kemudian memasuki tempat ritual yang di maksud,yakn melaksanakan suatu pelaksanaan persembahan sesajian disebuah meja persembahasan dalam bahasa tombulu yg brarti orang yg di pakai tubuhnya oleh para leluhur untuk berkomunikasi. begitu juga seorang yg di pakai badan kasarnya yg hanya untuk Pahkewitan. Sesudah itu mempersembahkan sesuatu sesajian berupa batangan rokok/tobaku. kemudian memasuki tempat ritual di maksud, yakni melaksanakan suatu pelaksanaan persembahan sesajuan di sebuah meja persembahan dalam bahasa tombulu Pahzetaan. adapun beberapa bahan persediaan yang biasanya di pakai da;amritual ini antara lain : Buah pinang, Buah siri, nasi bungkus, telur ayam rebus, Alkohol(Cap Tikus), Nira ( Saguer), Rokok/Tobaku, dan tempat mionum yg terbuat dri Bambu dalam bahasa tombulu Kower. untuk Menyajikan masing-masing dari pada bahan ini harusberjumlah sembilan bagian, setelah itu di sajikan di atas meja  yang sudah ada dengan cara melepas satu persatu mulai dari arah kanan terus ke kiri, pertama buah pinang yangsudah di belah menjadi dua bagian dan di tengahnya di taruh buah siri, tabaku, dan kapur siri, setelah itu menyajikan nasi bungkus yang sudah di rebus, telur dan cap tikus, saguer dan terakhir rokok/tabaku. setelah di sajikan bahan-bahan tersebut maka seorang pemimpin ritual yang biasanya di sebut Pahkampetan/Pahkewitan menyiapkan pembakaran wangi-wangian berupa kemenyan dan pedupaan. setelah itu diadakan acara ritual yang di maksud yakni dengan meminta atau berdoa dalam bahasa tombulu mengaley kepada sang pencipta dalam bahasa tombulu opo empung untuk bermohon malalui perantara leluhur-leluhur atau dalam bahasa tombulu opo-opo yg di anggap suci agar supaya mendapatkan pengobatan untuk penyembuhan maupun mendapatkan pegangan atau jaga diri dan di berkati sehingga mendapatkan sesuatu kekuatan. di dalam ritual ini di wajibkan juga menyiapkan sebuah kitab suci/ Alkitab dalam bahasa tombulu Kaol sebagai media ptunjuk dari sang pencipta dengan maksud mendengar isi firman yang di perintahkan untuk di taati dan di jalankan sesuai maksud dan tujuan dari pada ritual tersebut..


  Setelah upacara ritual ini terlaksana dengan sukses maka seorang pahkampetan/pahkewitan meminta atau berdoa dalam bahasa tombulu Mengaley utnuk mengucapkan terima kasih kepada sang pencipta  Opo empung, tradisi seperti ini juga di sebut dalam bahasa tombulu Kinungzi yang berarti upacara ritual sudah di tutup dan selesai. demikianlah upacara ritual adat dan kepercayaan di bulan purnama