Pada zaman dulu wilayah ini terdapat di pinggiran kampung tua antara
kilow-kilow atau kinilow dan kinaskas atau sekarang kakaskasen. Pada
waktu itu sebenarnya yang baru ada pertama kali yang merupakan kampung
tua dan pertama-tama ada sebelum adanya kampung kinaskas atau kakaskasen
sekarang. Akhirnya setelah mulai banyak penduduk kampung tua ini dan
waktu itu sebagian kelompok atau etnis keturunan dari pada Pinontoan dan
rumengan mulai bergeser kearah selatan kampung tua itu dengan maksud
untuk memburu dan membuka lahan baru untuk bercocok tanam. Dan ketika
membuka lahan baru mereka menebang pohon-pohon di sekitar tempat baru
yang sekarang kakaskasen, sehingga suatu waktu leluhur menebang pohon
hingga terlempar dan mencari mata kapak (tamako) , namun yang
didapatkannya hanya berupa sumber mata air yang sangat banyak dan
jernih, maka dari itulah sekelompok leluhur tadi memili dan mendirikan
tempat tinggal di wilayah ini yang berada disekitar Watu Pahseruen 3 batu baku mangada tepatnya dikebun sarang atau kurang lebih ke barat tepatnya makan leluhur zaman dulu waruga yang
hanya berjarak 500m kearah barat. akhirnya dari satu etnis atau
kelompok tadinya asalnya satu kelompok terpecah menjadi dua kelompok
etnis, dan lama kelamaan ke-2 kelompok ini terjadi pertikaian diantara
mereka padahal mereka merupakan satu kelompok etnis dan bersaudara pula.
setelah terjadi pertikaian maka kedua kelompok ini menetapkan bertemu
ditempat yang dinamakan Air Rano Pasu / Air Panas atau Pinawalean,
dan di tempat ini mereka menetapkan sepakat sebagai suatu batas
diantara kedua wilayah tadi, karena diantara kedua kelompok ini sering
memperebutkan lahan yang baru ditemukan benar-benar masih belum di sentuh manusia baik
tanahnya yang subur maupun berjenis-jenis hewan dan binatang masih
banyak. jadi faktor yang memicu sampai terjadinya pertikaian adalah
masalah itu tadi. jadi tempat yang namanya Rano Pasu atau Air Panas Pinawelaan ini merupakan tempat untuk menyelesaikan apabila ada permasalahan diantara kedua kelompok etnis atau kedua kampung ini. maka dari peristiwa ini Rano Pazu Pinawelaan = tempat bertemu untuk menyelesaikan suatu masalah atau perkara-perkara
dan tempat ini berada dipinggiran dari kampung tersebut jadi pinawelaan
juga bisa diartikan sebagai suatu wilayah atau tempat yang dipinggirkan
dan merupakan suatu tempat bertemu suatu kelompok untuk menyelesaikan
masalah apabila sewaktu-waktunya terjadi permasalahan.
perselisihan dan pertikaian dari leluhur-leluhur zaman dulu masih
terjadi sampai di zaman sekarang dan sewaktu bertemu bisa
terjadi perselisihan dan pertikaian diantara ke-2 kelompok etnis atau
ke-2 kampung itu, padahal mereka merupakan suatu keluarga atau kelompok
etnis yang sudah di uraikan diatas. makanya ditempat ini atau Rano Pazu pinawelaan
sampai sekarang sangat diyakini merupakan tempat penyelesaian dari
segala permasalahan, dan di zaman sekarang untuk tempat mengobati suatu
masalah penyakit maupun permasalahan lain yang dilakukan sekarang oleh
tua-tua kampung Tonaas. dan tempat mengadakan ritual adat sesuai yang dimaksudkan tadi. demikian sejarah dari Rano Pazu atau Pinawelaan
dan tempat situs bersejarah ini berada atau terletak dikedua pinggiran
yakni kampung kinilow dan kakaskasen dan karena airnya hangat atau panas
maka tempat ini telah dipinggirkan oleh kedua penguasa wilayah waktu
itu yakni Pinontoaan dan Rarumengan.
SUMBER : MINAESAAN TOMBULU SULUT