Selasa, 10 Juli 2012

Perjalanan Si Tole Kiwit di Tanah TOAR LUMIMUUT Minahasa

   Memang perjalanan yang tak berujung Si Tole Kiwit sejak masa kanak-kanak samapai remaja bahkan dewasa berusaha untuk memahami lebih jauh tentang budaya. adat-istiadat dan kepercayaan orang minahasa lebih khususnya di tanah malesung Puzer in Tanah yakni di kinaskas atau kakaskasen tak ada habis-habisnya bagai berjalan di jalan yang tak berujung mungkin begitulah sejarah minahasa karena didalamnya banyak terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar atau suatu tradisi yang bertolak belakang antara satu sumber dengan sumber lainya. maka didalam masyarakat terjadi suatu perbedaan pendapat yang berkontroversi dari masing-masing sumber, memang pengalaman saya semenjak mengenal budaya leluhur waktu itu masih duduk di bangku kelas 1 SMA dulu berusia sekitar 15 tahun. ketika itu saya tiba-tiba sakit dan berobat ke dokter, sang medis tersebut tidak bisa memastikan penyakit yang menimpa saya waktu itu, dan menurut pemeriksaan dokter di sebuah RS di tomohon bahwa saya positif tidak sakit, waktu itu saya sempat bingung dan akhirnya orangtua saya memutuskan dibawah berobat ke seorang yang termasuk tua-tua kampung untuk berobat isitlah pengobatan alternatif atau orang
Minahasa Menyebutkan Pengobatan Makatana. ternyata sekali berobat puji syukur kepada Tuhan terjadi dan merupakan suatu keanehan yang luar biasa bisa juga dikatakan suatu mujizat dari sang pencipta  Karena tiba-tiba penyakit yang saya derita langsung berangsur pulih seketika pula. maka dari itu saya mulai mengerti apa artinya budaya itu sendiri. dari waktu ke waktu saya sadar sudah banyak mempelajari dan mengenal lebih jauh budaya, adat-istiadat kita dari berbagai hal baik pengobatan makatana, mengenal tempat-tempat bersejarah para leluhur sampai mengikuti ritual-ritual budaya yang lazim diadakan para tua-tua kampung yang juga di sebut para tonaas bahkan para Pahkampetan . Dalam Prjalanan ini saya mendapatkan dukungan dari teman-teman dan sebagian saudara dan bahkan walau belakangan saya diketahui orang tua masih exis di budaya sehingga mendapatkan suatu tantangan yang sangat keras dan bertolak belakang dengan budaya kita, padahal waktu saya sakit tidak satu pun para medis di rumah sakit yang bisa menyembuhkan tapi berkat budaya pengobatan makatana tadi akhirnya saya bisa pulih dari penyakit yang saya derita . sayangnya orang tuaku tidak menyadari penyakit yang saya derita benar-benar hanya dapat disembuhkan oleh seorang tua-tua kampung (Tonaas).Dari pengalaman ini ternyata orang tua saya masih tidak sepaham dan sependapat tentang suatu kepercayaan adat-istiadat yang sudah di turunkan secara turun-temurun dan diwariskan kepada anak cucu. bahkan sampai masa sekarang masih banyak orang menyampingkan dan bahkan tidak mengakui dari pada tempat leluhur maupun tradisi adat istiadatnya. Padahal bagaimanapun para leluhur kita merupakan orang-orang pendahulu yang sejak zaman dauhulu atau zaman batu,yang di kenal dengan zaman prasejarah. namun ini suatu panggilan dari sang pencipta Si opo wailan atau Tuhan yang sangat besar melalui opo-opo atau tua-tua kita sejak zaman dahulu yang merupakan leluhur - leluhur suci kita pula sebagai orang minahasa. Kita sadari ini semua ini terjadi dan mulai sejak ekspansi barat yang masuk membawa agama kristen masuk di tanah minahasa. padahal kita harus akui dan tidak ada kemunafikan dalam kepercayaan tradisi kita bahwa sebenarnya sebelum masuk bangsa barat di minahasa membawa agama kristen sebenarnya leluhur kita sudah mengajarkan kepada generasi atau cucu-cucunya bahwa mereka sudah mengenal Tuhan sebagai maha penciptanya dan hal ini sebenarnya kita bisa pelajari bersama bukti-bukti dari kepercayaan yang secara turun temurun sudah di ajarkan kepada kita anak cucunya . Dan perlu diketahui kepercayaan dari para leluhur kita merupakan suatu kepercayaan yang tinggi dari "suatu keyakinan kepada sang pencipta yang hanya bersifat alamiah bukan percaya kepada takhyul hal ini yang harus kita luruskan bersama". yang dimaksud dengan alamiah yaitu sesuatu yang sudah  diberikan Tuhan melalui para leluhur suciwaktu  itu , yakni sesuatu yang merupakan berupa"media " perantara dari sang pencipta (TUHAN/OPO EMPUNG). perantara-perantara ini berupa burung-burung contohnya burung manguni yang memberi pertanda kepada kita manusia apa itu tanda baik atau tidaknya. hal ini hanyalah suatu contoh kecil apa sebabnya demikian? karena Tuhan tidak mungkin akan menampakan diri, akan tetapi melalui pertanda-pertanda alam tersebut selain dalam sebuah mimpi . jadi bila dikaitkan dengan kitab (kejadian 1 :31)  Maka Allah melihat segala yang di jadikan nya itu,sungguh amat baik jadilah petang dan jadilah pagi itulah hari keenam ". Jadi bila diamati dari kata yang tersirat tadi " segala yang di jadikan-nya itu sungguh amat baik, ini berarti ciptaannya sangat berguna bagi kehidupan kita sebagai manusia ciptaanya pula baik untuk sebagai media perantara dari Allah untuk suatu pertanda-pertanda maupun untuk dalam kehidupan kita sehari hari..
     begitu pula halnya nenek - moyang atau leluhur suci kita banyak mengerti akan hal ilmu perbintangan yang merupakan suatu tanda dari Allah kepada manusia ciptaanya , seperti bulan dan bintang yang menandakan tanda baik untuk berlayar  dan tanda banyak ikan di laut serta lain lainnya . Hal ini sama halnya dengan FIRMAN Tuhan di dalam kitab injil matius 2 :1-2  yang berkata :"sesudah yesus dilahirkan di betlehem  di tanah yudea pada zaman raja herodes, datanglah orang-orang majus dari timur ke yerusalem dan bertanya tanya "DI manakah dia raja orang yahudi  yang baru dilahirkan itu kami telah melihat bintangnya dari timur dan kami datang untuk menyembah dia", jadi sangat benar sekali para leluhur suci kita percaya dan mengandalkan Tuhan, baik berupa tanda-tanda dari alam yaitu suatu tanda dari pada Allah  seperti yang sudah tertulis pada firman Tuhan diatas tadi mengenai "tanda bintang-nya yang berada di timur", dan juga ketiga orang majus kemungkinan sudah diberitahu melalui mimpi apabila sudah melihat tanda Bintang di timur berarti itu tandanya yesus sudah dilahirkan . Maka hal ini sudah jelas sekali merupakan suatu "fakta" sesuai yang sudah tertulis di dalam firman Tuhan .Jadi yang jelas para leluhur suci kita di masa lampau sudah mengenal Tuhan sebagai penciptanya dan bahkan para leluhur kita sejak dari masa lampau sudah mengadakakn ritual ucapan syukur berupa kurban baik sapi,babi,anjing,ayam dan lebih sederhana lagi hanya berupa  buah sirih dan pinang sebagai persembahan.Persembahan inilah merupakan ucapan syukur atas hasil panen(atau sekarang masih di rayakan orang minahasa dengan nama "pengucapan syukur ", hal ini sama halnya dengan upacara-upacara ritual adat lain orang minahasa yaitu upacara lazumeta atau mahweteng (dalam Bahasa Tombulu ) yang merupakan upacara Balapas sebagai tanda  ucapan syukur kepada Tuhan (opo wailan wangko ) yang di sajikan seperti yang sudah di sebutkan di atas pada sebuah meja persembahan atau dalam Alkitab di sebut Mezbah persembahan yakni berupa meja dari batu  yang bentuk atasnya datar,jadi hal ini jangan kita salah menafsirkan dari kebiasaan adat-istiadat dari pada leluhur kita waktu itu bahkan sampai saat sekarang masih kebanyakan orang minahasa tetap exis dengan upacara ritual seperti ini. Dan justru budaya warisan leluhur inilah sesuai dengan cerita yang ada didalam kitab suci yaitu alkitab, tetapi di zaman sekarang apa ada lagi pesembahan-persembahan syukur disebuah meja terbuat dari batu atau mezbah pesembahan sesuai yang sudah tertulis dalam alkitab maka dari hal itulah kita harus mengerti dan pelajari besama-sama, apakah tindakan-tindakan dan kebiasaaan adat-istiadat dari pada leluhur kita tidak sepadan dengan ajran kekristenan kita?.

       Jadi dengan masuknya bangsa barat ke minahasa dan membawa agama kristen hal ini sudah benar dan sesuai dengan suatu penggenapan untuk suatu kebenaran dari pada pemberitaan injil tersebut dalam melengkapi apa yang sudah di wariiskan dari ajaran para leluhur kita sejak dahulu daripada kepercayaan adat-istiadat mereka waktu itu adalah benar dan sesuai dengan apa yang tertulis didalam firman pada Alkitab. Jadi perlu ditegaskan lagi bahwa "Kebudayaan dan kepercayaan orang minahasa bukanlah kepercayaan kepada takhyul melainkan kepada Tuhan sebagai Sang penciptanya"
      Demikianlah sekilas pemahaman dari "Tole Kiwit" yang sudah menelusuri dan mempelajari budaya kepercayaan orang minahasa yang sesungguhnya kurang lebih dalam kurun waktu hampir 25 tahun sejak berusia 15 tahun. Harapan saya semoga catatan sejarah leluhur minahasa ini bisa mendapatkan suatu wawasan bagi kita semua sebagai orang minahasa keturunan dari pada Toaar Lumimuut untuk dapat meneruskan cita-cita leluhur kita yang sudah diwariskan sampai sekarang ini baik kepercayaan. Apa lagi kota manado pada tahun 2010 akan  menjadi kota pariwisata dunia sesuai yang telah di ucapkan oleh Bpk. Gub Dr. Sinyo Harry Sarundajang
Semoga Minahasa Tetap Jaya Selalu dan di berkati Opo Empung Wailan Wangko Yesus Kristus





                                                              I JAJAT U SANTI
                                                     Pakatuan Wo Pakalawiren


Sumber : Si Tole Kiwit Tonaas Wangko : Johny Sondak